Rabu, 26 Juni 2019

Catatan Harian #7 Kok Kamu Hitam?

Siang tadi nggak ada angin nggak ada hujan sebuah pertanyaan sederhana menyapa, " kok kamu hitam?"

Tanpa perasaan yang berat aku jawab, "ya udah dari lahir mau gimana?"

Dia mengoreksi, "bukan hitam, coklat muda.."

Percakapan selesai, saya nggak merasa tersinggung atau apapun. Sekedar tersentil wah bisa buat bahan tulisan nih, wkwk.

Mungkin dia hanya penasaran mengapa kulit saya menggelap, seperti rasa penasarannya ketika pipi saya merah ketika memakai riasan. Itu prasangka saya, saya malas ambil pusing dan terlalu malas menjelaskan kalau akhir-akhir ini wajah kurang terproteksi sunscreen dengan baik, bla bla bla.

Tapi bersikap masa bodoh dengan pertanyaan-pertanyaan ajaib dari para manusia ini butuh 'pelatihan'. Pelatihan tidak terbatas waktu, jadwal lulus tiap orang berbeda.

Saya ingat bagaimana dulu kalau warna kulit, warna rambut, hingga bentuk badanku di komentari orang. Saya berusaha melakukan sesuatu terhadap apa yang mereka bahas tentang tubuhku. Contohnya kalau ada yang komentar warna kulit yang gelap aku berusaha membuat terang. Seseorang juga berkomentar dengan salah satu anggota badanku sampai-sampai aku mengubah cara jalan. Itu dulu pas masih sekolah sekitar smp, susah deh pokoknya.

Alhamdulillah makin kesini makin kebuka wawasannya. Udah menerima bagaimana aku apa adanya. Tinggal upgrade aja lebih baik, dirawat, disayangi, nggak perlu diubah. Toh warna kulit terang di dunia tidak menjamin bercahaya di akhirat kan? Karena manusia tidak bisa dinilai dari kulit yang menyelimutinya.

Tadi sore baca ig story dr.Mita, SpKK tentang vitiligo. Kurang lebih isinya kaya gini, kematian vitiligo bukan karena penyakitnya tapi karena lisan orang-orang disekitarnya. Orang dengan vitiligo memiliki warna kulit yang tidak rata, beberapa bagian kehilangan pigmen. Dianggap tidak sama dengan yang lain, mereka seringkali dianggap karma dari pesugihan, penyakit menular, dll. Semua bener-bener bisa menjatuhkan kepercayaan diri sampai bisa depresi. Sedih banget.

Mulutmu harimaumu

Aku juga masih bermasalah dengan lisan, belum sempurna tentunya. Tapi belajar, belajar, belajar sampai mati. Terus pengen ngomong ke semua orang yang masih sering kena pertanyaan-pertanyaan ajaib ini kalau..

"Belum tentu yang mengataimu lebih berharga darimu. Mereka juga nggak super cantik atau ganteng sampai kalau jari kepotong nggak kerasa kalau lihat mereka, santai, chill aja.."

2 komentar: