Selasa, 31 Maret 2015

Berani mengatakan "Aku Sholat!"

(barisan ini bubar beberapa saat setelah diambil gambar)

Suatu waktu sebelum adzan asar, seorang teman di kosan mengajak sholat asar berjamaah.
Sudah adzan kah? olala, belum ada adzan ini masih kurang 15 menit sebelum pukul tiga sore yang biasanya masuk asar. 

Mengapa buru-buru sekali? solat asar kali ini yang berakhir dengan satu imam dan dua makmum.

Usut punya usut ketiga kawan tadi ada jadwal kuliah pukul tiga sore tepat, dan mereka tidak akan terlambat untuk itu. Mereka terkenal tepat waktu ketika berangkat kuliah, biasanya setengah jam sebelum kuliah mulai mereka sudah duduk manis dibangku kuliahnya.

Saya merasa agak miris melihat orang tidak berani mengatakan kepada manusia, 
"Maaf, saya terlambat karena punya urusan dengan Tuhanku" 
Saya rasa tidak ada yang berani menggugat hal tersebut bukan? Mungkin cuma orang tak berTuhan yang akan memperpanjang urusan kalimat tadi. 

Jadi mengapa kita harus memajukan waktu solat untuk urusan manusia?

Saya juga punya pengalaman jadwal kuliah bentrok jadwal sholat, kalau sholat setelah selesai kuliah itu terlalu sore, nyaris maghrib. Saya biasa solat terlebih dahulu, telat kuliah 15 menit. Dosen memaklumi, adapula dosen yang menyuruh mahasiswanya solat terlebih dahulu sebelum kuliah. Menyenangkan.

Saya meyakini Allah akan mempermudah jalan hambanya ketika kita mengutamakan urusan kita denganNya. :)

Tapi akan beda cerita kalau kasusnya seperti jaman saya SMA
Kami biasa bergerombol beberapa orang untuk sholat dzuhur di musola sekolah yang cukup sempit untuk menampung ribuan anak yang sama-sama ingin sholat. Sesak sekali, dan itu menghabiskan banyak waktu. Kami pergi ke kantin untuk makan beberapa jajanan, padahal sudah jam masuk kelas, apa daya perut memang tak bisa diajak kompromi, haha

Kami masuk kelas, bawa tas mukena seperti anak alim bilang permisi ke guru yang mengajar,
"Maaf bu, terlambat habis sholat dzuhur.."
Ada guru yang memaklumi, namun ada pula yang mengomel tau tingkah kami. Mereka yang mengomel hanya mengomel tak memberi hukuman, kami hanya bicara jujur. ;)