Kamis, 22 Oktober 2015

Mimpi yang Tertunda, Explore Banyuwangi

Sebenarnya saya dari dulu ngebet banget bisa plesir ke Banyuwangi, udah sampai nulis mimpi bisa pergi ke Banyuwangi yang memang pariwisatanya lagi berkembang. Nah, kemarin itu saya ditawarin sama Bapak buat ‘wakilin’ beliau datang silaturahim ke keluarganya bapak yang lumayan banyak disana. Tapi, ini bukan trip dengan kelompok kecil, kemarin kita ke Banyuwangi dengan 20 orang yang range usianya dari balita sampai lansia, jadi nggak bisa seenaknya request pengen liburan kemana gitu..

Kita dari Solo berangkat jam 3 sore, sampai Banyuwangi sekitar pukul 7 pagi. Langsung transit dirumah saudara lanjut silaturahim ke tempat saudara-saudara yang lain. Disana saya kaya anak ilang, saya tidak kenal sama sekali dengan keluarga yang disana karena memang tidak pernah bertemu sebelumnya, budhe-budhe padahal ketemu saling berpelukan dan nangis saking jarangnya bertemu. Alhasil, disana saya cuma main sama krucil-krucil. Hasna, Aisyah, Rania yang umurnya berjarak cukup jauh sama saya L

Sudahi curhatnya…

Hari Minggu, 18 September kemarin saya berkesempatan mengunjungi salah satu pantai di Banyuwangi, Pantai Boom, yang rencananya pada tahun 2017 bisa jadi pantai marina yang standarnya seperti pantai-pantai marina yang lain. Usaha dari pengelola pantai agaknya cukup keras, saya yakin dukungan dari pemerintah sangat baik.

Jadi sampai disana itu saya dengar pengumuman yang berulang-ulang tentang larangan menginjak rumput dan menghimbau agar berjalan pada jalur yang sudah disediakan. Tempat sampah juga sudah disediakan, ini yang jarang saya lihat di pantai. Dekorasi dan layout dari pantai sendiri sudah lumayan oke, cuma memang masih perlu banyak perbaikan ya..

Katanya sih, sebelum pelabuhan penyeberangan ada di Ketapang, pelabuhannya di pantai ini, memang sebelum masuk pantai ada tempat kapal-kapal dan pemandangan yang mirip pelabuhan
Pantai ini bukan tipe pantai saya hehe, Pantai Boom pasirnya hitam, dan lumayan kotor sama sampah plastic yang betebaran, kita juga nggak dianjurkan berenang. Jadi ini semacam pantai buat keluarga berakhir pekan orang tua leyeh-leyeh di kursi anak-anak main pasir atau layangan. Mungkin juga pantai ini dipakai untuk event-event kota Banyuwangi sendiri. O iya, pantai ini aksesnya juga mudah kok

Tapi bagaimanapun aroma pantai itu selalu harum, panasnya pantai selalu sejuk, langitnya pantai selalu dirindu wkwkwk

Setelah dari Pantai Boom rombongan ini langsung pulang ke Solo, alasannya nih dari tetua-tetua:
  • sebagian harus sudah di kantor Senin pagi
  •  pengen lihat Paiton
  •  pengen menikmati perjalanan siang biar bisa lihat pantai sepanjang perjalanan

Ignore semua deh kecuali nomer 3, dalam hati kecilku aku masih pengen ditinggal aja trus main sendiri. Aku juga nggak suka perjalanan siang karena berasa lama dan lebih susah tidur. Tapi ini perjalanannya pulang cukup terhibur sama bentangan pantainya sepanjang jalan kok :’)


 Nggak papa deh, ke Banyuwanginya nggak all out setidaknya aku bisa menambah gambar-gambar di otakku gimana kerennya taman nasional Baluran dan monyetnya di pinggir jalan yang kami lewati, juga plang hijau kemana arah kawah gunung Ijen. Tunggu saya lain waktu ya Bumi Blambangan 


hasna berpose dengan latar belakang pantai boom, tak lupa 'photobomb' nya sosok bapak2 baju kuning


Pulau seberang sudah daratan Bali 


Pose terkejut


Tidak ada komentar:

Posting Komentar