Sebenarnya saya dari dulu ngebet banget bisa plesir ke
Banyuwangi, udah sampai nulis mimpi bisa pergi ke Banyuwangi yang memang
pariwisatanya lagi berkembang. Nah, kemarin itu saya ditawarin sama Bapak buat
‘wakilin’ beliau datang silaturahim ke keluarganya bapak yang lumayan banyak
disana. Tapi, ini bukan trip dengan kelompok kecil, kemarin kita ke Banyuwangi
dengan 20 orang yang range usianya dari balita sampai lansia, jadi nggak bisa
seenaknya request pengen liburan kemana gitu..
Kita dari Solo berangkat jam 3 sore, sampai Banyuwangi
sekitar pukul 7 pagi. Langsung transit dirumah saudara lanjut silaturahim ke
tempat saudara-saudara yang lain. Disana saya kaya anak ilang, saya tidak kenal
sama sekali dengan keluarga yang disana karena memang tidak pernah bertemu
sebelumnya, budhe-budhe padahal ketemu saling berpelukan dan nangis saking
jarangnya bertemu. Alhasil, disana saya cuma main sama krucil-krucil. Hasna,
Aisyah, Rania yang umurnya berjarak cukup jauh sama saya L
Sudahi curhatnya…
Hari Minggu, 18 September kemarin saya berkesempatan
mengunjungi salah satu pantai di Banyuwangi, Pantai Boom, yang rencananya pada
tahun 2017 bisa jadi pantai marina yang standarnya seperti pantai-pantai marina
yang lain. Usaha dari pengelola pantai agaknya cukup keras, saya yakin dukungan
dari pemerintah sangat baik.
Jadi sampai disana itu saya dengar pengumuman yang
berulang-ulang tentang larangan menginjak rumput dan menghimbau agar berjalan
pada jalur yang sudah disediakan. Tempat sampah juga sudah disediakan, ini yang
jarang saya lihat di pantai. Dekorasi dan layout dari pantai sendiri sudah
lumayan oke, cuma memang masih perlu banyak perbaikan ya..
Katanya sih, sebelum pelabuhan penyeberangan ada di
Ketapang, pelabuhannya di pantai ini, memang sebelum masuk pantai ada tempat
kapal-kapal dan pemandangan yang mirip pelabuhan
Pantai ini bukan tipe pantai saya hehe, Pantai Boom pasirnya
hitam, dan lumayan kotor sama sampah plastic yang betebaran, kita juga nggak
dianjurkan berenang. Jadi ini semacam pantai buat keluarga berakhir pekan orang
tua leyeh-leyeh di kursi anak-anak main pasir atau layangan. Mungkin juga
pantai ini dipakai untuk event-event kota Banyuwangi sendiri. O iya, pantai ini
aksesnya juga mudah kok
Tapi bagaimanapun aroma pantai itu selalu harum, panasnya
pantai selalu sejuk, langitnya pantai selalu dirindu wkwkwk
Setelah dari Pantai Boom rombongan ini langsung pulang ke
Solo, alasannya nih dari tetua-tetua:
- sebagian harus sudah di kantor Senin pagi
- pengen lihat Paiton
- pengen menikmati perjalanan siang biar bisa lihat pantai sepanjang perjalanan
Ignore semua deh kecuali nomer 3, dalam hati kecilku aku
masih pengen ditinggal aja trus main sendiri. Aku juga nggak suka perjalanan
siang karena berasa lama dan lebih susah tidur. Tapi ini perjalanannya pulang
cukup terhibur sama bentangan pantainya sepanjang jalan kok :’)
Nggak papa deh, ke
Banyuwanginya nggak all out setidaknya aku bisa menambah gambar-gambar di
otakku gimana kerennya taman nasional Baluran dan monyetnya di pinggir jalan
yang kami lewati, juga plang hijau kemana arah kawah gunung Ijen. Tunggu saya
lain waktu ya Bumi Blambangan
hasna berpose dengan latar belakang pantai boom, tak lupa 'photobomb' nya sosok bapak2 baju kuning
Pulau seberang sudah daratan Bali
Pose terkejut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar